Kamis, 15 Mei 2014

RESENSI FILM OH MY GOD

FILM KITAOMG Oh My God!
http://ceritasinema.com/wp-content/uploads/2012/10/Poster-OMG-Oh-My-God-300x173.jpg
Pada zaman modern ini, sangat jarang kita menemukan sebuah film yang mengandung nilai religius. Kalaupun ada tentunya daya tarik terhadap calon penonton sangatlah minim. Penonton yang notabene anak remaja lebih senang dengan film yang romantis ataupun lucu. Film yang berbau agama atau pendidikan biasanya menjadi pilihan terakhir karena mungkin memang cerita dalam film tersebut tidak menarik dan bersifat monoton. Namun, berbeda dengan film yang satu ini. Kemasan film yang komplit untuk para penggemar film. OMG Oh My God! menceritakan tentang kisah hidup seorang penjual patung-patung dewa Hindu di kota Mumbai bernama Kanji Lalji Mehta (Paresh Rawal). Namun, ironisnya walaupun ia menjual patung untuk peribadatan, namun dalam kehidupan sehari-hari ia adalah seorang atheist yang tidak percaya adanya dewa-dewa. Ia mencoba mendapatkan untung sebanyak-banyaknya dengan memberi harga yang tinggi untuk tiap patung, dan kadang-kadang dibarengi dengan aksi penipuan kepada para pembelinya. Kanji tetap berkeyakinan kalau dewa-dewa itu hanyalah dongeng belaka.

Pada suatu hari ketika masyarakat kota sedang merayakan salah satu hari besar Hindu, Kanji mengacaukan perayaan agar anak laki-lakinya, Chintu (Azaan Rustam Shah), yang sedang mengikuti perayaan bisa ikut pulang bersamanya. Seorang pendeta, Siddheswar Maharaj (Govind Namdev), marah dan berkata kalau dewa pasti marah akan perbuatannya. Seketika langit gelap dan terjadi gempa walaupun getarannya tidak terlalu keras. Kanji pun mengabaikan kejadian itu dan mengajak keluarganya pulang. Sesampainya di rumah, Kanji mengetahui dari berita di TV kalau tokonya menjadi satu-satunya bangunan yang hancur akibat gempa. Tak ada satupun patung yang utuh dan banyak yang terkubur di dalam tanah. Meskipun ia berhasil menemukan polis asuransi bangunan tersebut yang disimpan di brankas, sayangnya polis tersebut ditolak oleh Dinesh Gandhi (Jaineeraj Rajpurohit), dari perusahaan asuransi. Ia beralasan kalau robohnya toko milik Kanji karena bencana alam atau disebut dengan istilah “Act of God” yang tidak dicover oleh pihak asuransi. Hal tersebut membuat Kanji marah, apalagi pihak asuransi mengatakan kalau Kanji seharusnya meminta ganti rugi kepada dewa, sementara selama ini Kanji tidak mempercayai adanya dewa. Kanji bersama Mahadev pun datang ke pengadilan ingin menuntut ganti rugi kepada dewa, tetapi tak satupun pengacara yang mau membela kasusnya. Akhirnya atas saran dari pengacara yang menderita kelumpuhan bernama Hanif Qureshi (Om Puri), maka membela dirinya sendiri untuk menuntut ganti rugi kepada Tuhan. Bagaimanakah kelanjutan kasus yang diajukan Kanji? Berhasilkah ia mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialaminya? Lalu siapakah sebenarnya Khrisna Yasudev Vadav yang tiba-tiba muncul di film ini?
Latar belakang tokoh Kanji yang digambarkan sebagai seorang atheist membuat pemikirannya tentang keyakinan beragama terkesan terlalu bebas dan tidak mempedulikan norma-norma. Namun, justru pemikiran-pemikiran tersebut dijamin membuat penonton tersenyum bahkan tertawa. Sebuah film bernilai religious dan membuka mata hati kita dalam beragama dikemas dengan adegan-adegan menggelitik dan mengundang tawa. Sekali menyelam kamu dapet nilai moral dan juga lucunya.
Well, bagi kalian yang ngaku penggemar film wajib hukumnya nonton film ini. 
Don’t miss it!